Holiday's Over

Selamat malam dari saya yang sudah resmi berumur 21. Maafkan karena saya tidak menepati janji untuk membuat tulisan setiap hari-nya hingga hari ulang tahun. Tulisan terakhir, khususnya paragraf terakhir, membuat saya banyak berpikir (terlalu lama) sehingga banyak ide yang meluap dan saya teralih fokuskan ke hal-hal lain.

Liburan semester telah usai. Januari tahun ini memberikan banyak cerita baru, pikiran baru, dan cara menjalani hidup yang baru, sepertinya. Banyak hal mengesankan terjadi, mulai dari tahun baru, ulang tahun, hingga drama-drama yang tiada hentinya menghampiri. Saya selalu suka Januari dan itu tetap saya rasakan tahun ini.

Dimulai dari ulang tahun saya yang pada hari itu hanya saya rayakan dengan keluarga dan pacar. Hari itu, tentu diawali dengan sedikit drama karena saya terbangun dan hanya seorang diri. Tapi mari kita lanjut ke bagian yang menyenangkannya dimana mama dan adik saya kembali dari Bandung dan membawa beberapa kotak kue Kartika Sari. AAAAAAHH, aroma manis ulang tahun bisa saya rasakan saat itu dan tentu saya melarang siapa pun untuk menyentuhnya sebelum saya melakukan tiup lilin! Sore hari, kue bertambah dan ini memang yang saya nanti-nanti, sebuah kotak berisikan macarons! Yeyyy, saya yakin ulang tahun kali ini akan sangat manis.
Tiup lilin pun saya lakukan ketika saya meminta papa untuk pulang lebih cepat karena saya ingin semua berkumpul terlebih dahulu. Namun, sangat disayangkan kakak tidak dapat tiba di rumah tepat waktu, sehingga kami sekeluarga melakukan acara tiup lilin dengan video call. Manis, manis, manis sekali ulang tahun saya! Terima kasih, Allah.
Selang beberapa hari setelah ulang tahun, saya dan teman-teman dekat saya berkumpul dan makan malam bersama. Saya sangat merasa Allah begitu sayang dengan saya karena jujur saya tidak pernah menyangka bisa berkumpul dengan mereka secara lengkap atau full team (YA SEBENARNYA KAMI BUKAN GENG JUGA, SIH!). Manisnya ulang tahun juga saya rasakan di hari itu dengan sebuah kejutan yang benar-benar membuat saya terkejut. Well, I honestly didn't expect anything sweet from them tapi mereka inisiatif sendiri.. Sooo yeah(congratulations, you guys did a good job). Hahaha malam itu sangat menyenangkan, at least for me.

Hari libur tentu belum sah jika tidak menginap di rumah seorang teman. Tentu, saya tidak mau melewatkan kesempatan tersebut. Menginap kali ini sungguh di luar ekspektasi karena KAMI MEMASAK! Tidak hanya memasak untuk diri sendiri tetapi untuk tapi seisi rumah (gak deng, ini gw lebay). Selain memasak, kami pastinya menonton, menghina orang (target kali ini kontestan Indonesian Idol), dan hal yang tidak perlu diungkap lainnya. Hahhh, saya tidak bisa berhenti bersyukur karena memiliki kawanan orang seperti teman-teman saya.

Banyak berkumpul dengan orang-orang membuat diri saya merasa lebih segar karena banyak mendengar hal-hal yang sudah lama tidak didengar. Rasa puas bertemu dengan teman lama ternyata memunculkan suatu perasaan baru dimana saya ingin berhenti untuk bertemu dengan orang-orang untuk beberapa saat. Tentu saja hal ini dapat diartikan sebagai suatu hal yang positif bukan sebaliknya. Saya merasa perlu berlibur dengan diri sendiri sebelum kembali ke kerumunan orang-orang. Dan benar, hal itu saya lakukan sejak pertengahan bulan.

Dua minggu sebelum liburan usai, saya meminta beberapa teman untuk membantu saya dalam urusan pekerjaan, saya sudah bulat dengan keputusan untuk tidak bertemu dengan orang-orang dalam urusan apa pun. Saya masih ingat jika tanggal 15 adalah hari terakhir saya menginjakkan kaki di kampus dan bertemu dengan beberapa orang. Pada saat itu, saya mengatakan pada diri sendiri bahwa saya tidak akan melihat kampus ini lagi jika liburan saya belum usai. Untung saja, saya dapat menjaga kata-kata saya.
Saya merasa diri ini membutuhkan sesuatu untuk dijadikan acuan agar dapat memulai hal baru dengan lebih baik. Saya menghabiskan hari-hari saya dengan membaca novel, artikel, berita, menonton series, dan hal-hal menyenangkan lainnya. Saya merasa berhasil dalam memanjakan diri saya jauh dari orang-orang. Hingga pada suatu hari, saya merasa jenuh sendirian dan akhirnya memutuskan untuk sekedar mengopi di tempat biasa. Benar saja, saya tidak merasakan suasana yang biasa saya rasakan disana, saya merasa ada yang salah. Dan saya yakin bahwa masalah itu adalah diri saya.
Pikiran saya bertambah terbuka, begitu pula dengan emosi dan segala hal yang mengganjal di dalam diri. Saya biarkan mereka meluap hingga saya tahu saya telah melampaui batasan. Ada beberapa efek negatif dari kegiatan menjauhkan diri dari orang-orang. Di satu sisi, saya merasa saya bisa menangani segala hal dengan sendiri tetapi ternyata hal itu justru membuat diri saya tertekan. Saya sadar bahwa orang-orang disekitarlah yang bisa menjadi acuan untuk memulai hal baru, salah satunya menjadi seseorang yang lebih baik. Jika, Anda dikelilingi oleh orang buruk, bukan berarti Anda harus menjadi buruk juga, justru Anda bisa menjadi yang terbaik diantara mereka tanpa harus merusak apa yang ada di dalam diri orang lain. Saya ingin menjadi sebuah pribadi yang utuh, yang bisa hidup tanpa beban perkataan orang-orang, yang bisa hidup tanpa pengaruh untuk terlihat seperti orang-orang, yang bisa hidup dengan bangga dengan hidupnya sendiri.

Oh, rekor lama saya tidak bertemu dengan rumah sakit dan dokter terpecahkan. Akibat darah bandel yang tidak mau berhenti keluar dari indra penciuman saya. Hah, menyenangkan!

Sekali lagi, liburan telah usai. Terima kasih telah bersama saya selama ini, siapa pun kamu.

P.S Saya akan tetap memenuhi janji saya untuk menulis apa yang telah saya sebutkan di paragraf terakhir tulisan sebelum ini.

Cheers,
MRS

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

#iconfess Komitmen

Alkohol Botol Biru